SURAT UNTUK MAMAK

Untuk Mamakku Tersayang,
di Surga Allah

Surat dari anakmu yang sedang belajar ikhlas…

Mamakku sayang,
Semuanya masih terasa seperti mimpi bagiku.
Kepergianmu begitu indah,
meninggalkan jejak-jejak kebaikan yang takkan pernah hilang.

Lia ridho. Lia ikhlas.
Namun ternyata, kehilangan itu… sesakit ini ya Allah.
Sakit yang tak tampak, tapi menyesakkan jiwa.

Selama hidup, mamak selalu memikirkan orang lain.
Jarang sekali mamak memikirkan diri sendiri.
Bahkan dalam sakitmu pun,
kau masih ingin menyenangkan orang di sekitarmu.

Ternyata anak semata wayangmu ini…
masihlah anak kecil yang manja.
Walau sering Lia mencoba tampak tegar di hadapanmu,
mamak selalu tahu.
“Kamu sedang tak baik-baik saja, nak,”
begitu katamu setiap kali hati kita bersentuhan dalam diam.

Lia bersyukur, sempat berkata padamu,
bahwa setiap hari,
Lia selalu memikirkan mamak.
Sempat juga Lia katakan,
bahwa Lia sangat menyayangi mamak.

Mamak, anakmu ini memang tak pandai
memvisualkan kasih dan cinta,
tapi Lia yakin… mamak tahu,
betapa besar cinta anakmu ini.

Mamak tak pernah berhenti memikirkan Lia.
Dalam sakit pun, mamak tetap pengertian.
Ya Allah… ampunilah dosa-dosaku
yang belum sempat membalas kasihnya dengan sempurna.

Saat terakhir mamak di dunia,
Lia melihat wajahmu tenang, ikhlas.
Allah izinkan Lia hadir…
untuk memohon ampun,
untuk mencium wajahmu yang tirus,
untuk menyaksikan air mata terakhir mamak jatuh perlahan…

Lia yakin… mamak ridho pada Lia.
Namun tetap saja,
ada sesuatu yang mengganjal di hati.
Rindu yang tak terobati,
penyesalan yang tak berbatas.

Tapi, mak…
Lia tak ingin mengganggu ketenangan mamak
dengan berjuta “andaikan”.
Semua sudah jalannya.
Takdir Allah selalu tepat.

Suatu saat…
Lia juga akan menyusul mamak.
Sementara waktu masih diberi,
biarkan Lia terus berusaha menjadi anak sholehahmu—
yang menghadiahkan pahala dan doa indah
untukmu, setiap hari.

Mamakku tercinta…
Izinkan Lia benar-benar ikhlas
melepas kepergianmu.
Sampai kita dipertemukan kembali
di surga Allah subhanahu wa ta’ala.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Dari anakmu,
Yang rindu dan tak akan berhenti mencintaimu,
Lia.