MAMAK, TERIRING DO’A UNTUK PERJALANANMU

By 2 minggu lalu 2 menit membaca

Bagiku, langit hari ini terasa lebih hening, seolah dalam pandanganku semesta pun mengerti bahwa satu cahaya telah padam dari hidup kami. Mamak telah pergi,, setelah bertahun-tahun melawan luka yang diam-diam menggerogoti tubuh rapuhnya, dengan senyum yang sesekali tetap mamak sisakan, agar kami tetap gembira.

Sejak kecil, aku adalah satu-satunya anak perempuan mamak. Dalam perlindungannya aku tumbuh berkembang — belajar mengenal dunia, belajar mencintai dan belajar mengatasi persoalan hidup serta keterampilan lain yang tak semua sempat kupelajari dengan baik.

Dan sejak 14 tahun yang lalu, ketika aku memutuskan berumah tangga, meski aku tak lagi serumah dengan kedua orang tuaku, mamak tetap tinggal di hatiku—tak tergantikan. Lalu datanglah Fatih, cucu pertamanya, yang kemudian menjadi matahari kecil di hidup mamak. Kedekatan mereka tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Dua adik perempuannya pun tumbuh dalam bayang cinta mamak, meski semakin hari tubuh beliau sudah semakin lemah oleh penyakit yang menggerogotinya.

Lima tahun terakhir, tubuh mamak perlahan membisu. Penyakit yang dideritanya mencuri sebagian dari hidupnya, tapi tidak pernah mencuri kasih sayangnya kepada kami. Setiap tatapan beliau, setiap genggaman dan anggukan pelan, masih mengajarkan kami arti kesabaran.

Hari ini, mamak benar-benar pergi. Tidak lagi di kamar kecil tempat kami biasa menemuinya. Tidak lagi memanggil pelan nama Fatih, Aqila dan Hayyuna, cucu yang sangat disayanginya. Tak ada lagi tatapan yang penuh  cinta itu.

Hari ini sehari setelah mamak meninggalkan kami, setelah ziarah ke kuburnya, kami mengumpulkan satu persatu pakaiannya. Tangisku kembali pecah, Meski di rumah ini masih ramai, namun bagiku terlalu sepi tanpa suara mamak yang beberapa hari yang lalu masih memanggilku,

Mamak, terima kasih untuk seluruh cinta yang bahkan belum sempat kami balas sepenuhnya. Dan maaf untuk segala kelalaian kami—untuk waktu yang tidak cukup  untuk menemani mamak, untuk kata-kata yang kadang menyisakan luka, dan untuk semua hal yang tak sempat kami benahi.

Mak, tenanglah di sana. Doa kami akan terus mengalir. Fatih, Aqila dan Hayyuna akan tumbuh membawa kenangan tentang nenek mereka dalam hatinya, dan mereka pun akan tahu, bahwa mereka pernah dicintai oleh sosok luar biasa bernama Nenek.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CALENDAR

Juni 2025
SSRKJSM
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30 

Kategori Tulisan

MAMAK, TERIRING DO’A UNTUK PERJALANANMU
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%