Whatsapp : 089516024766 Surel : admin@hayyunadira.com :
HAYYUNADIRA
SHARE :

IBADAH YANG BENAR

9
06/2022
Kategori : RENUNGAN
Komentar : 0 komentar
Author : admin


IBADAH YANG BENAR

Dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56, Allah berfirman “Dia menciptakan manusia dan jin semata-mata agar mereka beribadah kepada-Nya.” Allah menciptakan manusia bukan hanya untuk sekedar bersantai, tidur, travelling, makan maupun minum melainkan untuk memakmurkan bumi ini dan beribadah kepada-Nya. Atau kalau disederhanakan kira-kira orientasi hidup kita di dunia ini adalah untuk ibadah. Karena ibadah merupakan orientasi hidup kita, maka kita juga harus memastikan bahwa ibadah yang kita lakukan benar adanya. Benar dalam pemahaman maupun benar dalam cara pelaksanaanya.

Ibadah yang benar atau dalam bahasa arabnya Shahihul ibadah berarti ibadah yang sempurna atau tanpa cacat. Ibnu Manzhur mengatakan di dalam buku Lisan Al-Arab. Akar kata ibadah adalah tunduk dan patuh. Dimana kita hanya menyembah Allah swt, menghambakan diri serta penuh ketaatan dan kepatuhan. Di dalam kitab syarh Fatihatul Kitab, ibnul qayyim menuliskan bahwa ibadah itu menghimpun dua faktor yaitu puncak rasa cinta dan puncak ketundukan serta kepatuhan sekaligus. Jadi beribadah kepada Allah itu sama halnya dengan menunjukkan cinta juga kepatuhan kita kepada Allah SWT.

Ibadah dianggap sah apabila memenuhi syarat dan rukunnya. Jika suatu ibadah kekurangan rukun atau syarat maka ibadah tersebut tidak sah/batal. Makanya penting bagi kita untuk mengetahui syarat dan rukun ibadah tersebut agar ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT.

Dalam beribadah kita harus menanamkan tiga hal yaitu.

  1. Beribadah hanya kepada Allah.
  2. Meyakini bahwa dunia adalah tempat beribadah, barang siapa yang taat kepada Allah maka Allah janjikan syurga baginya.
  3. Harga surga adalah beribadah seumur hidup, bertaqwa dan menjalankan perintah Allah dan tidak mengikuti godaan syetan.

Allah telah menentukan cara ibadah seluruh alam dan makhlukNya. Karena Allahlah yang menciptakan kita serta mengatur sistem bagi ciptaanNya. Dimulai dari perintah wajib yang mesti dilaksanankan atau larangan yang mesti dijauhi, sunnah yang dianjurkan, perbuatan makruh yang tercela dalam pandangan syari’at dan diberikan pahala ketika meninggalkannya, serta perkara mubah yang diperbolehkan.

Seorang muslim yang taat dalam kehidupan sehari-seharinya yang merupakan wujud ibadah kepada Allah, dia akan menjaga dirinya dari hal yang dilarang, menjaga lisannya, senang menasihati dan peduli kepada sesama. Dengan semua itu terlihatlah kesalehan dalam dirinya dan kecintaan Allah pun tercurah padanya. Seorang muslim yang saleh memahami bahwa setiap muslim mempunyai hak yang harus ditunaikan untuk saudaranya.

  1. Mengucapkan salam ketika bertemu.
  2. Menjawab saat dipanggil dan memenuhi undangannya.
  3. Mendoakam disaat bersin.
  4. Menjenguk ketika sakit.
  5. Melayat.
  6. Menepati janji.
  7. Menasihati ketika diminta.
  8. Menjaga nama baiknya dari ghibah.
  9. Menginginkan kebaikan bagi saudaranya seperti kebaikan untuk dirinya.
  10. Membenci keburukan yg terjadi kepada saudaranya.
  11. Berhusnu zhon.
  12. Mendoakan ampunan serta kesalehan untuk saudaranya.
  13. Menjaga rahasianya.
  14. Membantu tatkala dibutuhkan.
  15. Membimbingnya di saat kesusahan.
  16. Menjaga keluarganya tatkala berpergian.
  17. Bersikap lemah lembut kepadanya jika diberikan beban.
  18. Memaafkannya jika ia meminta maaf.
  19. Memberikan pinjaman.
  20. Memenuhi haknya tanpa memperlambat.
  21. Merendahkan hati kepadanya serta tidak merendahkannya.
  22. Menghargai dan memberikan imbalan kepadanya.
  23. Mendengar perkataannya dan memperhatikannya.
  24. Tidak menzaliminya serta menelantarkannya.

Semua yang kita lakukan di atas juga bernilai ibadah dan wujud kesalehan kita kepada Allah swt. Keimanan seseorang dilihat dari amal saleh yang dilakukannya. Semakin kuat imannya semakin banyak dan semakin rajin juga ibadah yang dilakukannya.

Cabang Keimanan

Rasulullah bersabda : Keimanan terdiri atas 70 cabang atau 60 sekian cabang. Cabangnya yang paling utama adalah perkataan Laa ilaaaha illallah. Dan cabangnya yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalanan. Dan rasa malu adalah cabang keimanan. (HR. Bukhari, Muslim , Abu Daud dan Ibnu Majah)

Ash-shiddiqi menuliskan dalam kitab Dalil Al-Faatihiin. Bahwa angka tersebut dimaksudkan untuk mengindikasikan jumlah yang banyak. Pokok dari setiap cabang keimanan itu sebenarnya adalah penyempurnaan jiwa dengan kesalehan demi kebaikan di akhirat yang bisa dicapai dengan meyakini yang haq serta konsisten dalam beramal.

Beberapa cabang keimanan yang berupa amalan hati yaitu meyakini rukun iman yang enam, mempunyai sifat-sifat terpuji serta menjauhi sifat-sifat yang tercela. Adapun cabang yang berupa amalan lisan yaitu melafalkan kalimat tauhid, tilawah quran, menuntut ilmu yang bermanfaat serta mengamalkannya juga mengajarkannya.

Amalan yang berupa anggota badan/fisik yaitu thaharah secara lahir maupun bathin, serta melaksanakan rukun islam yang lima, kecuali yang haji diringankan kewajibannya bagi yang tidak mampu. Kewajiban lainnya adalah menepati janji serta nazar, bersedekah, dan melaksanakan kafarat. Menjaga diri dengan menikah, memenuhi hak-hak keluarga, berbakti kepada orang tua, mengupayakan pendidikan anak, dan menjaga silaturahmi. Ketika berada di masayarakat, berusaha menjadi pemimpin yang adil, menaati  pemimpin, menciptakan perdamaian antar masyarakat, tolong menolong dengan sesama serta melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Cabang lainnya adalah menegakkan hukum, memenuhi amanah, membayar hutang, memuliakan tetangga, dan berinteraksi dengan baik dengan sesama.

Segala hal yang dilakukan seorang muslim di dalam kehidupan sehari-harinya akan dimintai pertanggung jawaban kelak, kemana saja dan bagaimana saja anugerah yang Allah berikan kepadanya ia gunakan. Itu semua kelak akan ada hari pembalasan.

Shalat dengan benar

Agar sholat berlangsung secata benar dan sempurna, sebagai seorang muslim hendaknya memahami seluk beluknya dimulai dari tata cara thaharah dan syarat dan rukun shalat. Termasuk didalamna adalah mengetahui bagaimana cara berwudhu serta mengetahui rukun dan sunnahnya. Seorang muslim juga harus tahu bahwa makruh hukumnya melakukan sholat ketika menahan pipis, menahan bab atau memakai alas kaki yang terlalu sempit dikarenakan karena ketika kondisi tersebut menjadikan hati masygul/gelisah.

Menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan

Rejeki Allah tidak hanya berupa harta tapi juga, rejeki keislaman, akhlak yang baik, kesehatan, kekuasaan, waktu luang, anak-anak, dan keluarga. Harta yang ada pada kita ada hak yang harus disalurkan selain zakat. Seperti berinfaq, sadaqah atau menolong sesama.

Allah swt berfirman dalam Surat Ar-Ra’du ayat 22 : “dan mereka menafkahkan sebagian rejeki yamg Kami (Allah) berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan

Bersedekah ataupun berinfaq bukan saja mengenai harta, ia bisa saja dalam bentuk keramah tamahan atau senyum kepada sesama, menyambung silaturahmi, serta bersedia menolong sesama yang sedang kesusahan. Betapa mulia hidup dalam kemuliaan Islam. Semua mendapatkan hak untuk diperlakukan adil.

Berita Lainnya

9
06/2022
IBADAH YANG BENAR
Author : admin
10
10/2020
6
09/2020
16
07/2020
TETAPLAH MENCINTAI-NYA
Author : admin
15
07/2020
12
07/2020
TERBATAS DAN RELATIF
Author : admin


Tinggalkan Komentar